Ketua komunitas Millenial Peduli Bone, Sujitno Ngadino (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Di tahun Politik timurkota.com meluncurkan program dengan memprofilkan sosok inspiratif khusus di akhir pekan.
Edisi pertama adalah Ketua komunitas Millenial Peduli Bone, Sujitno Ngadino. Sebagai salah seorang ketua relawan yang tentunya dilirik pelaku politik praktis.
Dengan menduduki puncak tertinggi di pengurusan, Sujitno sudah pasti dilirik oleh pihak-pihak yang punya kepentingan di Pilkada 2024.
Namun, Mahasiswa dari Universitas Cahaya Prima (Uncapi) ini mengaku menjaga netralitas, dirinya tetap fokus pada urusan kemanusiaan.
Saat di temui di salah satu cafe di Kota Watampone pada Minggu (04/08/24).
Baginya kerja-kerja sosial merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri.
"Dari SMP saya suka kegiatan kerelawanan, saat ini saya sudah wakafkan diri untuk membantu sesama," ungkapnya kepada penulis.
Ketimbang ikut bergabung dalam tim pemenangan kandidat di Pilkada Bone. Sujitno menegaskan akan terus bersama dengan relawan dalam hal mengurus persoalan kemanusiaan.
"Saya bersama Volunteer Millenial Peduli Bone akan terus berupaya berada di garis terdepan persoalan sosial kemanusiaan,"
Ucap Sujitno
Aktivitas Millenial Peduli Bone aktif dalam mengawal dan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan, seperti pengawalan dan pengurusan orang sakit, membantu kaum dhuafa, serta terlibat dalam bantuan untuk korban bencana dan lainnya.
Dibentuknya Komunitas Millennial Peduli Bone ini, diharapkan akan menjawab tantangan era saat ini, dimana kita telah memasuki era society 5.0, tentu sudah menjadi tanggung jawab kami selaku generasi millenial untuk memberikan kontribusi pada daerah, khususnya di sektor sosial kemasyarakatan.
Komunitas Millennial Peduli Bone nantinya akan mengajak Organisasi pemuda yang ada di kabupaten bone agar dapat memberikan kebermanfaatan yang lebih luas kepada masyarakat Bone.
Di tengah gejolak politik menjelang Pemilihan Umum 2024, Sujitno Ngadino menunjukkan komitmennya untuk tetap menjaga netralitas dan independensinya.
Millenial Peduli, sebagai lembaga sosial, menganggap netralitasnya sebagai modal utama untuk mempertahankan integritas dan kepercayaan masyarakat.
"Untuk seluruh sahabat millenial peduli boleh memilih pada waktunya tapi jangan terlibat dalam politik praktis, karena tugas utama kita adalah melayani Masyarakat. Ujarnya
Sujitno Ngadino menyebutkan, netralitas itu adalah keadaan dari sikap netral atau tidak memihak atau bebas. Makna netralitas merujuk pada idiom Al-Qur`an yaitu al-a'dl yang berarti keadilan. Artinya kita harus bersikap adil, tidak memihak pada pihak-pihak tertentu.
"Dalam Surah An-Nisa ayat 135 yang berbunyi wahai orang-orang yang beriman jadilah kalian penegak keadilan. Jadi keadilan itu diajarkan oleh Islam, bahkan Keadilan dan Ketuhanan itu disebut berdampingan. Itulah mengapa keadilan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam Islam," Ucap Sujitno.
Sebagai manusia sebagaimana yang diajarkan dalam Islam yaitu diminta menegakkan keadilan kepada siapa pun bahkan ke diri sendiri. Jangan sampai kebencian terhadap satu kelompok membuat kita tidak berlaku adil.
"Ini adalah suatu nilai yang harus kita terapkan selalu Generasi Millenial. Kita harus bisa mengayomi dan menyaksikan keadilan itu. Artinya kita tidak boleh terlibat memihak kepada salah satu, melainkan kita harus bisa mengayomi semuanya untuk memenuhi rasa keadilan itu," ujarnya.
Ia juga menggambarkan, dalam konsep Sedekah juga Islam mengajarkan untuk selalu berlaku adil. Karena pada dasarnya, sedekah itu harusnya bisa dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh semua yang membutuhkan, bukan hanya pada kalangan tertentu.
"Sedekah itu tidak boleh berputar hanya kepada segelintir orang saja, melainkan untuk dimanfaatkan semua yang membutuhkan. Jadi sedekah itu disyariatkan oleh Allah untuk menegakkan keadilan, karena disitu ada Rahmah dan Ihsan," Ucapnya.
"Kita harus menjaga lembaga kita untuk bisa menerapkan netralitas dalam lingkungan politik. Kita tidak boleh mengekspresikan hak politik kita sebagai warga negara melalui lembaga kita, melalui profesi yang sedang kita jalankan," tuturnya.
"Ketika kita para Generasi Millenial menjaga netralitas maka sejatinya kita dapat mencegah pelanggaran ketentuan dan penyalahgunaan wewenang dalam melakasnakan tugas, tutupnya.
Netralitas Millenial Pedulibone dalam dunia politik adalah suatu keharusan untuk menjaga keseimbangan sosial dan kemanusiaan.
Millenial Peduli membuktikan bahwa kepedulian terhadap sesama harus bersifat universal, tanpa memandang warna politik.
Netralitas ini bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan yang mampu memberikan dampak positif dalam membangun masyarakat yang adil dan berkeadilan. (*)