Gambar ilustrasi (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM- Sesi kedua, Andro mencoba mengingat kembali peristiwa tujuh tahun silam.
Dimana dirinya, masih menggunakan ponsel BBM. Dia sempat menghubungi bosnya di bank tempat dia bekerja untuk menyampaikan laporan mingguan.
Di ujung telepon yang mengangkat bukan pak Sholeh (nama samaran bos Andro) melainkan suara perempuan.
Insiden ini bermula ketika Andro, yang sedang melakukan tugas rutin perbaikan sistem telekomunikasi di sebuah perusahaan besar.
Andro dan istri bos bernama, Mega (Bukan Nama Sebenarnya) kemudian terlibat dalam percakapan panjang melalui telepon, di mana Ibu Mega mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap layanan teknis yang ada dan meminta solusi.
Sekadar diketahui, Ibu Mega juga merupakan pimpinan perusahaan hampir sama dengan posisi suami. Sehingga dirinya membutuhkan tenaga kerja cekatan dan penuh ketelitian dalam bekerja.
Selama percakapan tersebut, terjadi keakraban yang tidak biasa, dan Andro merasa tergerak untuk menawarkan bantuan lebih dari yang semestinya.
Mereka kemudian mulai berkomunikasi secara rutin di luar jam kerja. Andro, yang awalnya hanya bertindak profesional, merasakan adanya dorongan untuk lebih mendekati Ibu Mega, terutama setelah Ibu Mega mulai membuka diri tentang masalah-masalah pribadinya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai batasan profesional dan etika dalam hubungan mereka.
Andro mengakui bahwa dia tidak pernah berniat untuk mengeksploitasi situasi, namun mengakui bahwa dia merasa terhanyut dalam dinamika hubungan tersebut.
"Saya hanya ingin memberikan layanan terbaik dan membantu. Namun, seiring berjalannya waktu, saya merasa hubungan kami menjadi lebih kompleks dari yang saya bayangkan," ungkap, Andro dalam keterangan kepada media.