Pelaksana Cafe Demokrasi bersama pemantik berfoto bersama Mahasiswa KKN Tematik Unhas (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menggelar Cafe Demokrasi sebagai upaya memassifkan sosialisasi Pilkada 2024.
Kegiatan yang dilaksanakan di salah satu cafe di Kota Watampone merupakan program dan upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bone untuk memberi pemahaman terkait Pilkada kepada masyarakat.
Dengan mengangkat tema 'Pilkada Didepan mata, yang muda mau Apa?' PPK Tanete Riattang melibatkan
Mahasiswa KKN Tematik Universitas Hasanuddin (Unhas).
Divisi Sosdiklih, Parmas dan SDM PPK Tanete Riattang, Ilham Aqsa mengatakan, cafe demokrasi yang telah dilaksanakan mendapat respon positif dari masyarakat khususnya kalangan milenial dan pemilih pemula.
"Respon dari kalangan pemuda sangat baik. Dengan kegiatan ini kami tentu berharap akan banyak pemilih cerdas yang nantinya membantu kami dalam mensosialisasikan Pilkada minimal di lingkungan dan akun sosmed masing-masing," ungkapnya.
Tampil sebagai pemantik dalam dialog tersebut yakni Komisioner KPU Bone, Nuryadi Kadir dan pegiat Demokrasi, Subarman Salim.
Dalam pemaparannya, Obit begitu Nuryadi Kadir disapa, menyampaikan harapan pasca terselenggaranya Cafe Demokrasi ini.
"Teman-teman pemuda agar kiranya melanjutkan esensi kegiatan ini bisa berlanjut dan diskusi terkait demokrasi bisa terus bergulir, agar wawasan kita terus terbuka dan bertambah," harapnya.
Obit melanjutkan, bahwa cafe demokrasi merupakan salah satu pertemuan produktif karena membahas hal yang baik untuk sistem demokrasi ke depan.
“Semoga perjumpaan produktif seperti ini terus kita gaungkan, demi berjalannya Roda Demokrasi sebagaimana mestinya," Tutup Akademisi UIN Alauddin Makassar ini.
Sementara itu, Subarman Salim mengatakan, dalam menciptakan demokrasi yang baik. Terlebih menyangkut Pilkada maka peran anak muda sangat penting.
"Menyangkut peranan anak muda yang semestinya bisa lebih menyadari peran positif yang bisa dilakukan untuk meng Counter Perilaku yang menyimpang dari Asas Demokrasi," jelasnya.
Diakhir pernyataannya, Subarman menekankan, bahwa untuk menciptakan demokrasi yang baik maka diperlukan adanya menyuarakan kebaikan dalam segala hal.
“Kita punya banyak hal, Budaya dan sejarah, semestinya menjadi pegangan kita untuk mendikte Demokrasi sebagai bentuk konkrit kita menyuarakan kebaikan.
Di awal sesi diskusi, Salah seorang peserta, mengekspresikan Argumentasi Demokrasinya melalui Musikalisasi Puisi, yang kemudian memantik emosi dan eforia peserta lainnya untuk terlibat aktif menyampaikan pendapat masing-masing. (*)