 |
| Ilustrasi kepala daerah yang terpilih (Foto: Dok. Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Integritas dan etika menjadi salah satu sorotan masyarakat pada Pilkada 2024.
Pemilih masih menggap hal langka, jika ada pemimpin yang tidak menunjukkan integritas dan bahkan etikanya tak dapat dijadikan sebagai teladan.
Integritas yang tinggi dan etika yang kuat dianggap sebagai karakteristik penting yang membedakan pemimpin yang baik dari yang sebaliknya.
Menurut penilaian dari berbagai kalangan, integritas mencakup komitmen untuk bertindak secara jujur, adil, dan transparan dalam mengelola kepentingan publik.
"Pemimpin yang memiliki integritas akan memprioritaskan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan," ujar Dr. Maria Fitriani, seorang ahli etika dari Universitas Gadjah Mada.
Etika dalam konteks kepemimpinan politik juga mencakup perilaku yang mencerminkan penghormatan terhadap nilai-nilai moral dan hukum yang berlaku.
"Ketika kita memilih pemimpin, kita harus memastikan bahwa mereka memiliki standar etika yang tinggi dalam setiap aspek kehidupan mereka," tambah Prof. Ahmad Syukri dari Universitas Indonesia.
Pentingnya integritas dan etika dalam kepemimpinan politik tidak hanya mencakup perilaku publik, tetapi juga integritas pribadi dan catatan kehidupan yang bersih dari praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan.
Evaluasi ini dianggap krusial untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang dipilih.
"Dalam menentukan pilihan di Pilkada 2024, kita harus melihat sejauh mana calon pemimpin memiliki catatan integritas yang bersih dan mampu menjaga standar etika dalam bertindak," ungkap Dr. Dian Septiari, seorang aktivis anti-korupsi.
Dengan demikian, evaluasi terhadap integritas dan etika calon pemimpin di Pilkada 2024 menjadi faktor penentu dalam memastikan bahwa kepemimpinan yang dipilih mampu membawa perubahan positif dan berkelanjutan bagi masyarakat lokal. (*)
