Iklan

Bhinneka Tunggal Ika: Konsep dan Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

tim redaksi timurkotacom
Senin, Juli 29, 2024 | 9:06 AM WIB Last Updated 2024-07-29T02:06:02Z

Gambar ilustrasi (Foto: Dok. Istimewa)

TIMURKOTA.COM- Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan nasional Indonesia yang wajib dijaga.

Di era modern dan perkembangan teknologi, terkadang Bhinneka Tunggal Ika terkadang diabaikan.

Sehingga pada setiap tes CPNS, panitia menitip beratkan pada Bhinneka Tunggal Ika.

Ada beberapa hal berkaitan dengan bagian ini untuk dalam tes CPNS.

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa Kuno dan secara harfiah berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu." 

Semboyan ini mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman, yang merupakan salah satu prinsip utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. 

Berikut penjelasan mendalam mengenai konsep dan penerapan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari:

Konsep Bhinneka Tunggal Ika

1. Makna Filosofis*
   -Keberagaman konsep ini mengakui adanya berbagai perbedaan dalam masyarakat, baik dalam hal suku, agama, ras, budaya, maupun bahasa. Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman ini.
   -Persatuan, meskipun ada perbedaan, semua elemen masyarakat diharapkan tetap bersatu dalam bingkai negara Indonesia. Ini berarti bahwa keberagaman tidak menjadi pemecah belah tetapi justru memperkaya dan memperkuat identitas nasional.

2.Asal Usul
   - Sumber Sejarah
Semboyan ini diambil dari kakawin (puisi epik) 'Sutasoma' yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14. Dalam konteks puisi tersebut, Bhinneka Tunggal Ika berarti bahwa perbedaan tidak menghalangi persatuan dalam tujuan yang sama.

3. Prinsip Kunci
   -Harmoni, konsep ini menekankan pentingnya harmoni dalam masyarakat yang heterogen. Persatuan tidak harus menghilangkan perbedaan, tetapi harus menciptakan keseimbangan di antara berbagai aspek perbedaan.
   -Toleransi, Bhinneka Tunggal Ika mempromosikan sikap toleransi terhadap perbedaan. Ini berarti menghargai dan menerima berbagai pandangan dan praktik yang berbeda sebagai bagian dari kehidupan bersama.

Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Interaksi Sosial
   -Menghargai Perbedaan dalam interaksi sehari-hari, penerapan Bhinneka Tunggal Ika berarti menghargai dan menghormati perbedaan individu. Ini mencakup menerima berbagai suku, agama, ras, dan budaya yang ada di masyarakat Indonesia.
   -Menghindari Diskriminasi
 Menjaga sikap anti-diskriminasi dengan tidak membedakan seseorang berdasarkan latar belakang etnis, agama, atau ras dalam interaksi sosial, pekerjaan, dan lingkungan umum.

2. Kehidupan Beragama
   -Toleransi Beragama
Bhinneka Tunggal Ika tercermin dalam sikap saling menghormati antara pemeluk agama yang berbeda. Ini termasuk menghargai perayaan agama, ritual, dan praktik keagamaan lainnya.
   -Dialog Antarumat Beragama Mendorong dialog dan komunikasi antar umat beragama untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan mengurangi potensi konflik.

3. Pendidikan dan Pembelajaran
   -Kurikuulum Multikultural
Dalam pendidikan, menerapkan prinsip ini dengan mengajarkan tentang keberagaman budaya dan sejarah Indonesia serta pentingnya persatuan dalam keberagaman.
   -Pendidikan Karakter
Mengajarkan nilai-nilai toleransi dan hormat dalam pendidikan karakter untuk membentuk sikap positif terhadap perbedaan.

4.Kebijakan Publik
   -Kebijakan Inklusif
Pemerintah dan lembaga publik menerapkan kebijakan yang inklusif dan adil yang memperhatikan kepentingan semua kelompok masyarakat tanpa diskriminasi.
   -Perlindungan Hak Minoritas Menjamin hak-hak minoritas dan kelompok marginal dalam masyarakat untuk memastikan bahwa mereka juga mendapatkan kesempatan dan perlindungan yang sama.

5.Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
   -Persatuan Nasional
Memastikan bahwa semua aspek kehidupan berbangsa, mulai dari politik hingga ekonomi, berjalan dalam semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
   -Pembangunan Nasional Mengarahkan pembangunan nasional agar dapat memanfaatkan keberagaman sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber konflik.

6. Media dan Komunikasi
   -Konten Inklusif
Media dan komunikasi publik sebaiknya menyajikan konten yang mencerminkan keberagaman Indonesia dan menghindari stereotip atau narasi yang dapat menimbulkan perpecahan.
   -Pengelolaan Konflik
Media juga berperan dalam pengelolaan konflik sosial dengan mempromosikan berita yang mendorong persatuan dan pemahaman antar kelompok.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bhinneka Tunggal Ika: Konsep dan Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari

Jangan lupa ikuti kami di


Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }