TIMURKOTA.COM- Laura seorang wanita yang telah memasuki usia 42 tahun menerangkan dirinya pernah terlibat dalam arisan brondong yang manjajakkan pria berbayar alias sering disebut sebagai gigolo dalam istilah prostitusi.
Laura mengaku punya naluri lebih menyukai pria lebih muda dari dirinya atau selama ini disebut sebagai brondong. Menurutnya, pria muda akan kelihatan lebih kekar dan
membuat dirinya tergoda.
Selain itu dirinya punya kriteria, bahwa pria yang disukai secara usia lebih muda. Namun bukan kelihatan ke kanak-kanakan.
"Artinya secara muda dia dewasa bisa mengimbangi saya. Kemudian secara umur dia lebih muda. Itu yang membuat saya lebih tergoda," ungkapnya mengawali obrolan dalama youtube Reybe Entertainment.
Laura yang mengaku telah memiliki suami. Mulai merasakan tertarik dengan pria muda sejak dirinya baru menikah. Keinginan untuk mendapatkan pria lebih muda itu selalu muncul.
Meski dirinya mengaku bahwa hal itu salah. Karena ia telah memiliki suami. Sementara untuk pria, dia mencari yang lebih muda dan tidak memiliki pasangan.
"Suami saya berusia 60 tahun, masih sehat. Namun memang hasrat sama dia sudah tidak ada. Untuk melayani sebagai kewajiban tetap dilakukan," ungkapnya.
Dia menjelaskan kronologi pertama dirinya mengenal dan memberanikan diri untuk menjalin hubungan dengan brondong.
Laura bahkan menyebut bahwa dirinya tidak pernah menyangka apa yang selama ini dia sukai justru mendapat jalan untuk mendapatkannya.
Bermula dari seorang teman yang mengajak untuk ikut arisan. Kemudian saya tertarik, dan diarisan tersebut memang brondong yang akan didapatkan.
"Itu juga saya lakukan karena merasa kesepian, apalagi suami saya jarang pulang. Terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bisa jadi sekali dalam sebulan baru pulang," bebernya menjelaskan.
Sementara di satu sisi itu, dirinya mengaku membutuhkan pelayanan dari suaminya. Namun apa daya karena kesibukan pekerjaan hingga dirinya harus sabar menunggu suami datang sekali sebulan.
"Setelah itu saya curhat sama teman. Dia kemudian mengajak saya ikut bersama kumpulan teman-temannya. Katanya dari pada sedih dan kesepian mending ikut sama saya," tukasnya.
Karena penasaran dengan ajakan tersebut. Dirinya kemudian memilih mendatangi lokasi. Di sana ia menemukan sudah ada beberapa tante-tante yang berkumpul.
"Setelah samapai, di lokasi itu ada brondong yang dipajang. Melihat hal itu saya juga merasa tertarik. Ada tiga orang yang dipajang," lanjutnya.
Untuk tante-tante menurutnya ada sekitar 30 orang berada di dalam ruangan tersebut. Semua perempuan merupakan peserta arisan.
"Saat sementara berlangsung ada semacam pelelangan terhadap brondong tersebut. Mereka yang terpilih, bisa membawa pria muda itu pulang," katanya.
Dalam proses lelang tersebut, wanita yang memberi penawaran tertinggi akan mendapatkan brondong.
"Meski sebagai pendatang baru, dirinya juga ikut ambil andil dalam arisan tersebut dengan harapan mendapatkan salah seorang dari tiga pria diperebutkan," imbuh dia.
Dia mengaku curiga teman-temannya kompak untuk bemberi peluang kepada dirinya untuk ikut dalam permainan tersebut.
Kekompakan temannya itu didasari dengan rasa keprihatinan mereka atas apa yang menjadi penyebab dirinya selama ini bersedih dan kesepian.
"Dari lelang itu akhirnya mentok pada harga Rp25 juta. Di situ tidak ada lagi penawaran yang lebih tinggi. Hingga akhirnya brondong tersebut saya bawa pulang," bebernya.
Karena dirinya sebagai pemenang, maka ia berhak memiliki brondong tersebut. Ketika dalam keadaan kesepian, butuh teman curhat maka dia akan menghubungi brondong tersebut.
"Untuk jangka waktu memiliki brondong tersebut bisa sampai tiga tahun. Dirinya pun memanfaatkan kesempatan tersebut demi mendapatkan pelayanan maksimal," lanjut dia.
Untuk ketemunya, dia mengaku janjian dengan brondong tersebut di hotel tertentu yang tidak diketahui oleh orang lain.
"Iya kalah butuh, saya hubungi untuk bertemu di tempat tertentu. Dan itu tidak ada yang mengetahui," terangnya.
Selain itu, dirinya juga mengaku sering mengajak sang brondong untuk sekadar karaokean.
"Aktivitas bersama dengan brondong hanya yang tahu adalah orang yang ada dalam komunitas itu. Kalau suami memang dia jarang pulang," jelasnya lagi.
Ia kemudian menjalani hubungan selama satu tahun. Brondong tersebut selalu meminta untuk dibelikan sesuatu.
"Minta supaya dibelikan jam tangan, baju, ponsel, motor dan pokoknya meminta segala macam lah," terangnya.
Selanjutnya, dirinya baru menyadari bahwa dirinya telah berbuat jahat dengan suaminya yang selama ini telah bekerja keras untuk kehidupan rumah tangga dan keluarga.
"Saya kemudian menyadari bahwa, kenapa ya saya sejahat ini. Melakukan penghianatan kepada suami yang sementara bekerja mencari uang," jelasnya.
Namun ketika suami pergi lagi untuk bekerja. Pikiran untuk mendapatkan pria yang mampu membuat dirinya nyaman selalu ada.
"Kalau suami sudah pergi, muncul lagi pikiran. Dengan mengatakan, ah dia saja belum mampu memuaskan saya," lanjutnya.
Setelah muncul lagi temannya mengajak untuk bergabung dengan komunitas maka dirinya kembali ikut arisan.
Meski mereka telah memiliki anak, namun tidak membatasi dirinya keluar. Karena anaknya dititipkan ke pembantu di rumah.
"Terkadang saya juga kasihan dengan anak yang kurang perhatian dengan orang tua. Tapi karena ini menyangkut kebutuhan," ujarnya.
Karena alasan masih berhasrat sehingga dirinya kemudian memutuskan untuk tetap melanjutkan aktivitas tersebut.
"Perasan enak, menghilangkan masalah dalam pikiran. Kalau sementara bersama dengan brondong. Kemudian suami menelpon saya tidak angkat. Nanti angkat telepon pada saat sementara berada di rumah," tukasnya.
Ketiga giliran suaminya pulang. Dia mengaku fokus berada di rumah. Dirinya juga memberi pelayanan maksimal terhadap suaminya.
"Pokoknya dilayani dengan maksimal. Seperti buatkan masakan kesukaan, memberi pelayanan lebih lah agar tidak curiga," terangnya.
Dia menyebut bahwa interaksi dengan suaminya memang tidak begitu baik. Pasalnya, suaminya ketika berada di rumahnya. Mereka jarang ngobrol dan pulang dalam keadaan lelah.
"Suami ini datang dalam keadaan lelah. Paling satu atau dua hari di rumah, dirinya pergi lagi untuk bekerja," jelasnya.
Dirinya bahkan telah mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan brondong selama tiga tahun.
"Kalau ditotal dalam lima tahun itu sampai Rp1 Miliar. Karena selain bentuk barang. Sering juga minta ditransferkan," ujarnya.
Selain brondong yang menjadi pelanggan tetapnya selama tiga tahun. Dirinya mengaku punya brondong lain yang biasanya hanya bersama selama dua atau tiga malam.
"Biasa sekali ketemu sampai tiga malam itu pengeluaran Rp20 juta. Untuk bayar dan juga sewa penginapan," ujarnya.
Dia mengaku mendapat pelayanan maksimal dari brondong yang pertama dia dapatkan di tempat arisan.
"Saya senangnya karena dia itu lebih agresif dibanding dengan saya ketika berada di agas ranjang. Pada intinya dia mampu membuat saya senang," bebernya.
Dia melanjutkan ada beberapa dia dapatkan brondong namun tak ada yang mampu membuat dirinya merasa puas.
"Namun dia mengaku saat ini hasratnya dengan brondong sudah mulai berkurang. Dan saya sudah tidak mau bermain brondong lagi. Karena faktor usia juga," tukasnya. (*)