Dia mengatakan kondisi perekonomian keluarganya membuat dirinya haris bekerja keras untuk mencari uang.
Salah satu kakaknya bahkan hanya bekerja serabutan. Selain itu terkadang juga harus menjadi pembantu rumah tangga demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Kakak kampung cuma kerja serabutan kadang pembantu. Selama saya merantau mereka tidak boleh tahu kondisi saya alami. Meski berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidup," tukas dia.
Dirinya pun membakikan uang untuk ponakan sesuai dengan post anggaran. Artinya yang sudah sekolah juga dibayarkan sekolahnya.
Kemudian yang masih kecil maka secara otomatis uang yang diberikan juga tidak banyak.
"Juga ada yang sekolah di Pesantren, makanya aku tidak mau kasih langsung uang gitu mending yang hasil usaha kuliner saya kasih," terangnya.
Dengan menghadapi kehidupan yang begitu keras. Dirinya bahkan telah melakukan percobaan bunuh diri selama tiga kali namun tak berhasil.
"Bisa dibayangkan bagaimana kerasnya kehidupan demi bertahan hidup seorang diri. Kemudian harus menghidupi banyak keluarga," beber dia.
Kendati begitu dirinya merasa punya semangat hidup karena berkat dirinya melakoni profesi yang dianggap orang lain hina. Dirinya mampu menghidupi banyak keluarganya.
"Terlepas dari salah atau benar dari norma-norma yang ada tapi saya sangat memperjuangkan keluarga," imbuh dia.
Lanjutkan Membaca Dengan Klik Link di Sini