Dia mengaku, setiap kali telah mendapat perlakuan tak senonoh dari anak majikannya. Dia diberi uang tambahan gaji secara diam-diam.
Setelah diperlakukan tak senonoh di kamar mandi. Beberapa hari kemudian, anak majikan kembali berulah.
"Kali ini dia memaksa untuk mulai membuka pakaian saya. Namun beruntung karena pas kejadian ada bunyi pintu di buka dari atas lantai lima," kata Mbak Yani.
Sehingga aksi pelaku sempat dihentikan karena orang tuanya keluar dari kamar menunju ke toko tempat usahanya.
"Majikan laki-laki keluar kamar dan menuju ke toko. Sehingga aksi anaknya ini dihentikan sementara,"tambah dia.
Dia kemudian berpura-pura bekerja dengan melap meja. Sementara anak majikan bersembunyi di tempat penyimpanan pakaian kotor.
"Dia sembunyi di situ ditempat penyimpanan pakaian seperti selimut dan pakaian kotor lainnya," lanjut Yani.
Mulai dari situ, Yani mengaku melakukan hubungan melampaui batas dengan anak majikannya hampir setiap hari.
"Waktu itu harus melayani, padahal di Indonesia saya memiliki suami yang menunggu," jelasnya.
Selain setiap hari, anak majikan bahkan terkadang minta berkali-kali untuk dilayani nafsunya.
"Berkali-kali karena anak majikan ini masih muda dan baru pertama kali merasakan hubungan layaknya suami istri,"ujarnya..
Selama lima tahun menjadi pelampiasan anak majikan. Yani mengaku hamil, karena tidak bisa menikah.
"Saya minta solusi sama dia. Karena di sana tidak bisa menikah sama pembantu," katanya.
Sebagai solusi, Yani menyampaikan kepada anak majikannya. Bahwa, dirinya akan menyampaikan hal tersebut kepada majikannya.
"Saya bilang kalau kamu tidak tanggung jawab saya akan sampaikan ke orang tuamu. Dia memohon kepada saya, dia juga menyerahkan uang," lanjutnya.
Namun karena tidak ada solusi, akhirnya mereka menyampaikan ke majikan bahwa telah hamil dan mengandung akibat perbuatan anaknya.
"Majikan minta supaya saya gugurkan. Namun saya tak mau, akhirnya kami berdua sempat dipukul, ditampar, dan disiksa. Bahkan majikan laki-laki bilang kalau tidak mau gugurkan saya akan bunuh kamu di sini," lanjut dia.
Kemudian, majikan memberikan solusi agar anak tersebut tidak digugurkan. Namun harus diserahkan ke orang lain untuk diadopsi.
"Setelah sepakat, saya lahiran dan kemudian di pulangkan ke Indonesia. Mereka tidak mau lagi mempekerjakan saya dengan alasan harus dipisahkan dengan anaknya," imbuh dia. (*)
