TIMURKOTA.COM, JENEPONTO- Kepala Desa, Balang Loe Tarowang, Mansyur mendatangi Mapolres Jeneponto setelah dirinya jadi korban penipuan berkedok video call tanpa busana.
Dalam perkara ini, korban yang merupakan seorang wanita muda menghubungi korban via sambungan video call.
Saat tengah melakukan video, pelaku melepas semua pakaian hingga tanpa busana. Selanjutnya, setelah mendapat respon dari korban, pelaku kemudian diam-diam merekam video call tersebut.
Selanjutnya, pelaku mengancam akan menyebarkan video tersebut ke media sosial jika korban tak menyerahkan sejumlah uang sesuai dengan permintaannya.
Mansyur kemudian mengatakan, tak mau menuruti permintaan pelaku berupa uang sebesar Rp6 juta.
"Sempat minta Rp5 juta, namun saya bilang tidak punya uang segitu. Akhirnya saya hanya kasih Rp500 ribu karena anaknya lagi sakit," imbuhnya kepada awak media.
Namun belakangan, pelaku nekat menyebarkan video asusila tersebut dengan alasan uang yang dikirimkan tidak sesuai dengan permintaan.
Pelaku Gagal Tipu Pengusaha
Pelaku penipuan nyaris saja memperdaya seorang pengusaha berinisial, RM (45) warga Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
RM mengaku awalnya tiba-tiba ada panggilan video call alias Vc masuk ke ponsel miliknya. Setelah tersambung, rupanya seorang wanita cantik tanpa busana.
Berselang beberapa menit, korban kemudian menutup sambungan VC tersebut.
Tak lama setelahnya, muncul seorang pria menghubungi melalui sambungan telepon selular sambil mengaku sebagai anggota polisi.
Untuk meyakinkan korban, pelaku mengenakan seragam polisi. Kemudian meminta sejumlah uang dengan alasan, RM telah terlibat dalam kasus konten asusila.
Korban mengaku hampir sepekan mendapat teror dari pelaku. Setiap menghubungi korban, oknum polisi yang diduga gadungan tersebut selalu mengenakan pakaian seragam propos.
"Saya hampir mengirimkan uang. Karena pelaku ini sempat menyampaikan bahwa dia tugas di Kabupaten Sinjai. Namun belakangan, ada keluarga punya ponakan tugas di Polres Sinjai dan dia mengaku tak ada anggota polisi atas nama Bobby di sana," ungkapnya.
RM melanjutkan, setelah memastikan bahwa pelaku bukan anggota polisi. Ia baru menyadari bahwa pelaku telah bekerja sama dengan seorang wanita yang secara tiba-tiba melakukan panggilan video call di ponselnya.
"Memang pernah ada yang video call, dan itu pas saya bukan perempuannya telanjang. Itu berlangsung beberapa menit. Rupanya waktu itu dia tangkap layar wajah saya," tambahnya.
Kasus sama dialami, SH. Dirinya mengaku menerima panggilan telepon dari seorang wanita, yang kemudian ujung-ujungnya vc tanpa busana.
"Perempuan ini sepertinya komplotan penipu. Setelah itu dia mengancam akan menyebarkan video saya. Namun saya sampaikan silahkan sebarkan karena bukan saya yang telanjang," tutur SH.
SH mengaku pelaku meminta atur damai dengan syarat dirinya menyerahkan uang Rp500 ribu. Namun dirinya menolak dengan alasan tak pernah melakukan tindakan tak senonoh seperti tuduhan pelaku.
"Saya bilang ke pelaku satu rupiah pun tidak akan saya bayar karena perbuatan dituduhkan hanya akal-akalan kalian," imbuh dia.
SH mengibau agar tak sembarang mengangkat jika ada panggilan VC nomor baru. Karena pelaku biasanya langsung buka pakaian kemudian menuding telah melakukan konten asusila.
"Saran saya jangan diangkat, kalau perlu langsung blokir saja. Karena awalnya perempuan mengancam akan menyebarkan kalau tidak diberi uang. Setelah itu akan menelpon pria berseragam polisi, dan itu penipu semua bukan polisi betulan," tutupnya.