Wiwink-Daerah, Sabtu 25 Maret 04:40 WIB
Puang Nene saat didatangi pihak kepolisian di kediamannya |
TIMURKOTA.COM, BONE- Pihak kepolisian bersama TNI telah menjemput puang nene yang merupakan pimpinan aliran diduga sesat di Dusun Pape, Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Puang beralamat Tompoe, Desa Watu Toa, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Puang Nene kepada pengikutnya mengaku sebagai orang pintar dan telah berusia 250 tahun.
Meski pengakuan tersebut tak didukung dengan bukti yang akurat. Pasalnya, puang nene tak memiliki KTP dan dokumen identitas lain.
Puang Nene merupakan pimpinan tertinggi dalam aliran tersebut. Kemudian untuk wilayah Kabupaten Bone yang memimpin adalah warga Pape bernama Hasang atau sering dipanggil sama pengikutnya Acang.
Dari informasi yang diperoleh, Puang Nene telah didatangi pihak TNI dan Polri di kampung halamannya untuk dimintai keterangan terkait dengan aliaran yang telah disebarkan hingga ke Kabupaten Bone.
Bupati Bone, DR HA Fahsar M Padjalangi M.Si menyampikan kepada semua pihak khususnya kalangan ulama untuk segera melakukan pembinaan kepada para pengikut Puang Nene jika memang dianggap menyimpan dari ajaran Agama Islam.
"Ini merupakan tugas dari kita semua, terkhusus ulama kita untuk melakukan pembinaan dan saya kira tidak boleh dibiarkan berlarut-larut," ungkap, Fahsar.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bone, Prof. DR. KH. Muh. Amir HM, M.Ag angkat bicara terkait dengan dugaan munculnya aliran sesat di Dusun Pape, Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng.
Menurutnya, jika ajaran tersebut keluar dari syariat agama atau rukun Islam maka tentunya harus diatasi agar ajaran tersebut tidak berkembang dan penyebarannya makin meluas.
"Kami berharap supaya aparat untuk ada yang pro aktif menelusuri itu ketika bertentangan dengan rukun Islam dan Iman yang kita yakini selama ini, maka harus segera diatasi sedini mungkin," ungkapnya.
Ia melanjutkan ada beberapa hal yang mesti jadi perhatian dalam menyikapi aliran diduga sesat tersebut. Salah satunya memastikan apakah mereka syahadatnya berbeda dengan Islam.
Kemudian ada nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Apalagi kalau ada aturan tak perlu puasa atau salat dengan hanya membayar sesuatu.
"Maka ketika itu benar-benar seperti, pasti kami akan berusaha mencegahnya karena ajaran agama pasti sudah dinyatakan ada puasa dan Salat dalam al quran dan jelas dalam ayat," tambahnya.
Menurutnya, MUI dan semua umat Islam akan bertanggungjawab jika ada tindakan seperti itu. Pasalnya, ketika terjadi pembiaran maka semua akan berdosa.
"Kewajiban kita semua termasuk MUI akan bertanggungjawab untuk bagaimana mengatasi penyebarannya itu karena kalau tidak ada usaha maka kita akan berdosa semua," lanjutnya
Gurus Besar IAIN Bone ini melanjutkan dalam waktu dekat akan mempelajari semua informasi untuk mengetahui secara detail terkait dengan dugaan aliran sesat itu.
"Tentu kami dari MUI tugas kami adalah membina dan mendakwah mereka, kalau memang masih terus menerus begitu maka kita serahkam penindakannya ke aparat karena telah mengganggu ketentraman dan kedamaian apalagi di bulan ramadhan ini kita tidak mau terusik dengan persoalan-persoalan seperti ini," tutupnya.
Dari informasi yang diperoleh media ini terungkap bahwa aliaran yang dibawa oleh Grento Walinono alias Puang Nene bernama Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara.
Diketahui pula bahwa aliran tersebut punya pemimpin untuk wilayah Kabupaten Bone bernama, Hasang alias Acang.