Wiwink-Hukum, Senin 26 Desember 14:50 WIB
Korban pemarangan meninggal dunia di Desa Teamusu, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Minggu (25/12/22) |
TIMURKOTA.COM, BONE- Kepolisian Resort Bone menyiagakan personelnya di Dusun Cappabulu, Desa Teamusu, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone yang merupakan Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus pemarangan yang menewaskan tiga orang korban.
Personel Polres Bone disiagakan di lokasi guna mencegah terjadinya aksi susulan. Mengingat dua kubu masih bertetangga.
Jangan Lewatkan: Inilah Pemicu Awal Insiden Saling Serang Gunakan Parang yang Tewaskan Tiga Korban di Bone
"Langkah dilakukan adalah mengamankan TKP kemudian meminta keterangan para saksi," ungkap Kapolres Bone, AKBP Ardiansyah SIK M.Si.
Sebelumnya, Agu melaporkan kepada dua saudaranya Hattabe dan Darawi bahwa dirinya telah terlibat perselisihan dengan Ongko.
Ketiganya kemudian memutuskan mendatangi rumah Ongko sambil membawa senjata tajam jenis parang. Setelah sampai di lokasi, mereka langsung terlibat keributan.
Agu, Hattabe, dan Darawi menyerang Ongko yang dibantu saudaranya Taming. Aksi saling serang itu menyebabkan lima orang terluka.
Tiga diantaranya, Ongko, Agu dan Hattabe meninggal dunia di lokasi. Kemudian, Taming mengalami luka berat. Sedangkan, Darawi melarikan diri dari TKP sesaat setelah kejadian.
Jangan Lewatkan: Dipicu Ketersinggungan, Tiga Warga Bone Tewas Baku Parangi
Kapolres Bone, AKBP Ardiansyah SIK M.Si mengatakan, awal mula berasal dari adanya aduan korban yang meninggal dunia bahwa dia berselisih dengan adik pelaku.
"Setelah menerima laporan, pelaku mendatangi korban. Langsung terlibat saling serang menggunakan senjata tajam," ungkapnya.
Sementara menurut keterangan pemerintah setempat. Sebelum kejadian selama ini warga tak pernah ada perselisihan.
"Selama ini aman-aman saja, makanya kami juga kaget mendengar laporan bahwa tiga warga meninggal akibat kasus pemarangan," tukas, Aris.
Dia melanjutkan, tiga korban meninggal dunia merupakan warganya. Kemudian ada dua juga dilaporkan mengalami luka serius dan saat ini masih kritis.
"Sudah tiga orang meninggal, ada satu di bawa ke rumah sakit karena kritis," kata salah seorang perangkat Desa, Aris.