Iklan

Dampak Kerusuhan di Kanjuruhan. Format BRI Liga 1 2022 Bakal Berubah. Ini Dampak Buat PSM Makassar

tim redaksi timurkotacom
Rabu, Oktober 05, 2022 | 7:31 AM WIB Last Updated 2022-10-05T00:31:13Z

Wiwink-Bola, Rabu 5 Oktober 2022 07:26 WIB

Bernardo Tavares



TIMURKOTA.COM, JAKARTA- Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dalam waktu dekat akan mengundang seluruh perwakilan klub mengenai adanya kemungkinan perubahan Format BRI Liga 1 2022.


Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Erwin Tobing mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar rapat bersama untuk membahas kelanjutan kompetisi BRI Liga 1 2022.

"Segera mungkin nanti rapat kumpulkan semua, nanti pimpinan akan tentukan oke rapat putusan," ucap Erwin Tobing kepada awak media, Selasa (04/10/22).

Pemberhentian tersebut merupaoan, imbas dari insiden tragis yang terjadi seusai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (01/10/22).

Dikatakan Erwin Tobing, nantinya akan rapat untuk membahas mengenai mekanisme pelaksanan Liga 1 2022/2023.

"Harus ada yang ditaati, kan ada perubahan, perbaikin yang disepakati bersama. Tentu semua pemilik klub akan diundang," sambung Erwin Tobing.

Dengan perubahan tersebut, maka format    berpotensi berdampak pada klub peserta Liga 1 2022 termasuk PSM Makassar yang tengah dalam keadaan performa bagus-bagusnya.

Sebelumnya, lima jam sebelum pertandingan tepatnya Pukul 16.30 WIB. Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat mengundang semua unsur pengamanan dalam apel gabungan.

Dalam apel itu, Kapolres menyampaikan kepada semua personel yang bertugas untuk tidak menggunakan gas air mata ketika terjadi kerusuhan di dalam stadion.

Semua yang hadir disebutkan mengamini perintah langsung dari orang nomor satu di Kepolisin Resort Malang itu. 

Setelah menerima arahan, para petugas kemudian kembali ke kesatuan masing-masing untuk memulai penjagaan.

Selanjutnya, para petugas mulai melakukan pengamanan baik di jalur masuk ke stadion maupun di pintu masuk ke masing-masing tribun. 

Sepanjang pertandingan sebanyak kurang lebih 40 ribu suporter bernyanyi mendukung tim kesayangan mereka. Meski skor akhir menunjukkan 3-2 untuk kemenangan tim tamu.

Setidaknya 23 tahun Persebaya menunggu baru mampu memenangi duel derbi Jawa Timur di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Usai pertandingan, tim persebaya lebih duluan meninggalkan lapangan kemudian masuk ke ruang ganti di kawal petugas. 

Sementara tim Arema FC masih berada di dalam lapangan. Mereka ingin menyapa suporter. 

Beberapa menit kemudian, satu persatu Aremania masuk ke lapangan memeluk dan menyemangati pemain.

Aksi itu disusul puluhan hingga ratusan suporter. Menilat kondisi sudah tak kondusif pemain dan official Arema memilih masuk ke ruang ganti.

Di sisi lapangan petugas gabungan mulai melakukan tindak represif. Penonton dihalau keluar lapangan disertai tindakan kekerasan berupa pemukulan.

Aksi penghalauan penonton itu kemudian berlanjut pada penembakan gas air mata. Inilah yang menjadi penyebab jatuhnya ratusan korban jiwa dalam insiden ini.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Albertus Wahyurudhanto mengungkap adanya pejabat kepolisian selain Kapolres Malang yang memerintahkan personel menembakkan gas air mata.

"Untuk perintah langsung dari Kapolres Malam itu tidak ada. Saat kejadian Kapolres ada di luar stadion. Nah yang memerintahkan ini mau diketahui, siapa pejabat di kepolisian yang memerintahkan," kata Albertus.

Albertus juga menyampaikan, bahwa ada sembilan pejabat lain yang berada di dalam lapangan dan semuanya telah resmi dicopot dari jabatannya.

Menurutnya, sosok yang memerintahkan tembakan gas air mata diduga kuat ada dalam 9 pejabat yang dicopot itu.

"Nah, siapa orangnya ini sedang disidik. Tapi kan sembilan orang sudah dicopot," ujarnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat buntut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

"Kapolri memutuskan menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dimutasi sebagai Pamen SDM Polri," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasteyo, Senin (3/10).

Bentrok antara suporter Arema dengan aparat keamanan terjadi selepas pertandingan antara Arema FC vs Persebaya. Polisi mencatat sebanyak 125 orang meninggal dunia. Sementara ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dampak Kerusuhan di Kanjuruhan. Format BRI Liga 1 2022 Bakal Berubah. Ini Dampak Buat PSM Makassar

Jangan lupa ikuti kami di


Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }