Iklan

Curhat Ketua Panpel Arema: Saya Ikhlas Dipidana dan Disanksi Seumur Hidup, Tapi PSSI jangan Cuci Tangan, Mereka Maju Saat Prestasi Saja

tim redaksi timurkotacom
Senin, Oktober 10, 2022 | 6:58 AM WIB Last Updated 2022-10-09T23:58:41Z

Wiwink-Bola, Senin 10 Oktober 2022 06:53 WIB

Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris (kiri)


TIMURKOTA.COM, MALANG- Usai ditetapkan sebagai tersangka dan disanksi larangan beraktivitas dalam dunia sepakbola seumur hidup akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. 


Ketua Pelaksana Pertandingan,  Abdul Haris angkat bicara. Ia mengaku ikhlas dan siap menerima semua keputusan terkait dengan kasus yang menimpa dirinya.

Namun dimekian dilansir dari Bolasport, Abdul Haris secara khusus memberi sindiran pedas untuk PSSI.

Abdul Haris menilai seharusnya tragedi itu juga menjadi tanggung jawab PSSI.

Menurutnya, Tragedi Kanjuruhan tidak hanya menjadi tanggung jawab Panpel dan Direktur PT LIB yang kini juga dijadikan tersangka.

"Kalau saya dijadikan tersangka, saya menerima," ujar Abdul Haris Jumat (7/10/2022).

Ia mengaku akan menjalani proses hukum. Sebagai umat Islam dia mengaku takut ancaman siksaan Allah dari pada siksaan dunia.

"Saya ikhlas tanggung jawab ini saya pikul, atas nama kemanusiaan saya takut siksa Allah dari pada siksa dunia. Tidak apa-apa kalau memang ini takdir dan musibah yang saya hadapi," ujarnya.

Dirinya menyesalkan sikap PSSI yang maju paling depan saat timnas Indonesia saat meraih kesuksesan.

Namun saat musibah terjadi, kesalahan itu dilemparkan kepada Ketua Panpel klub masing-masing.

Dirinya menyesalkan bahwa para pengurus PSSI selalu berlindung di balik regulasi usai terjadinya tragedi.

"Tapi jangan ketika sukses pertandingan seluruh Indonesia-lah ketuanya, tapi ketika ada kegagalan dilimpahkan kepada ketua Panpel." Ujarnya.

Ia meminta agar pihak PSSI tidak berbahagia di atas penderitaan panitia pelaksana.

"Janganlah berbahagia di atas penderitaan kesedihan kami," ujar Abdul Haris.

Dirinya bahkan menuding PSSI sengaja berlindung di balik regulasi yang ada. Numan tidak bertanggungjawab secara moral atas kejadian di bawahnya.

"Saya sangat respek pada otoritas dan operator pertandingan bola di Indonesia. Tapi saya mengetuk hati nurani semua, karena sepak bola itu jiwa sportivitas. Jangan berlindung di balik regulasi, bapak-bapak lepas cuci tangan," tambahnya.

Lebih lanjut Abdul Haris meminta pertanggung-jawaban PSSI yang juga memberikan izin terlaksananya pertandingan Derby Jatim antara Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) lalu.

Secara pribadi, Abdul Haris berani bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan sebagai Ketua Panitia Pelaksana laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Secara moral saya tanggung jawab, saya sportif, ini kesalahan saya karena sebagai Panpel tidak bisa menyelamatkan dan melindungi suporter."bebernya.

Dirunya menganggap tak masalah jika harus menanggung resiko sanksi seumur hidup.

"Saya disanksi seumur hidup tidak masalah. Saya ikhlas karena resiko sosial yang harus saya tanggung." Lanjut dia.

Namun dirinya juga meminta ditelusuri adanya verifikasi dari PSSI yang mengizinkan pertandingan digelar. Sehingga jelas fungsi dan tugas masing-masing.

"Tapi perlu diketahui, verifikasi dari PSSI tolong juga dipertanyakan hingga pertandingan itu bisa berjalan. Apa sih yang menjadi tugas kita masing-masing," kata Abdul Haris.


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Curhat Ketua Panpel Arema: Saya Ikhlas Dipidana dan Disanksi Seumur Hidup, Tapi PSSI jangan Cuci Tangan, Mereka Maju Saat Prestasi Saja

Jangan lupa ikuti kami di


Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }