Wiwink-Bola, Senin 19 September 2022 05:42 WIB
Taufan Pawe menyapa penggemar PSM Makassar
TIMURKOTA.COM, BONE- Setelah Stadion Gelora BJ Habibie menjadi markas definitif pertama PSM Makassar di luar Kota Makassar.
Banyak kepala daerah mencoba untuk melakukan hal sama. Mereka percaya diri mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh PSSI.
Saat ini, dua kepala daerah yang mengaku bersedia membenahi stadion jika memang manajemen PSM Makassar siap bermarkas di daerahnya.
Pertama adalah Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau. Ia bahkan telah memasukan dalam anggaran pokok tahun 2023 untuk membenahi stadion Andi Mappe secara menyeluruh.
Yusran Lalogau mengaku banyak mendapatkan masukan dari Appi, terkait aspek-aspek yang harus dibenahi Stadion Andi Mappe agar bisa menjadi homebase PSM Makassar.
“Insya Allah kita anggarkan tahun 2023. Saya berkomitmen, bagaimana pemain dan penonton nyaman di stadion kami,” sebut Yusran Lalogau.
Belum selesai isu Kabupaten Pangkep. Muncul lagi pernyataan dari Bupati Bone, DR HA Fahsar M Padjalangi MSi. Dirinya mengatakan, jika manajemen PSM Makassar bersedia maka pihaknya akan menyulap Stadion Lapatau Bone melebihi kapasitas Stadion BJ Habibie.
Stadion Lapatau Bone diresmikan pada Tahun 2006 bersamaan dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Antar Daerah (Porda) yang dipusatkan di Bumi Arung Palakka saat itu.
Stadion Lapatau saat ini diperkirakan mampu menampung penonton hingga kurang lebih 10 ribu. Jika tribun terbuka dibenahi maka kapasitas bisa melebihi Stadion BJ Habibie.
Keunggulan Stadion Lapatau lainnya adalah lokasi sangat strategis. Termasuk halaman parkir. Namun demikian yang menjadi pertimbangan tersendiri adalah jarak antara Kota Makassar dengan Kabupaten Bone sangat jauh.
Terkait dengan jarak, Bupati Bone menyiapkan solusi dengan melakukan pembenahan dini terhadap bandara udara Arung Palakka. Dalam waktu dekat bandara ini akan segera beroperasi untuk memudahkan perjalanan Bone-Makassar.
"Stadion kami sedikit saja dipoles sudah memenuhi persyaratan. Kalau manajemen PSM serius, pasti kami akan upayakan." Ungkap Fashar.
Fahsar melanjutkan, pihaknya jauh-jauh hari pernah mengusulkan agar Stadion Lapatau jadi markas PSM Makassar.
"Namun ditolak karena pertimbangan jarak. Seiring dengan beroperasinya nanti bandara Arung Palakka saya rasa tidak ada lagi kendala kalau soal jarak," tutupnya.
Menanggapi itu, Walikota Parepare, DR H Muhammad Taufan Pawe SH MH mengatakan, pihaknya mendukung dan sangat bersyukur jika gebrakannya membuat kepala daerah lain ikut termotivasi mendukung keberhasilan sepakbola khususnya PSM Makassar.
"Saya sangat mendukung jika ada upaya peningkatan stadion di Sulawesi Selatan. Termasuk keinginan kepala daerah lain untuk menjadikan stadion mereka markas PSM Makassar," ungkapnya dalam bincang-bincang santai di salah satu cafe di Kabupaten Bone.
Namun demikian, Taufan Pawe membeberkan, menjadi tuan rumah klub peserta Liga 1 Indonesia sangat susah memenuhi kriteria yang ditetapkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
"Namun mohon maaf saya sampaikan ki, di sini ada pak ketua (Ketua DPRD Bone, Irwandi Burhan SE MM). Menjadi homebase PSM Makassar tak seperti membeli pisang goreng. Ada banyak persayaratan harus dipenuhi. Bahkan hal-hal sangat kecil saja harus sesuai standar PSSI," bebernya.
Walikota Parepare dua priode itu kemudian membeberkan suka duka saat dirinya berjuang hingga Stadion Gelora BJ Habibie lolos menjadi markas PSM Makassar.
"Sebelum mengusulkan jadi markas PSM Makassar. Lampu stadion, kami rasa tak ada masalah. Bahkan dalam turnamen antar klub lokal kami gunakan pada malam hari. Namun setelah dicek tim PSSI ternyata hanya 1.000 Lux. Sementara persyaratan wajib minimal 1.200 Lux," ungkapnya.
Ia kemudian berkoordinasi dengan pihak PSM Makassar. Hingga akhirnya kembali dipasang 104 mata lampu.
"Setelah itu diperiksa lagi dan dianggap sudah sesuai dengan standar. Namun ada problem lagi. Kondisi lapangan miring, banyak tidak rata," lanjutnya.
Kemiringan lapangan membuat dirinya hampir pasrah. Pasalnya PT LIB menarget 50 hari. Sementara hasil koordinasi dengan tim ahli, jika dilakukan pembenahan maka dibutuhkan rumput khusus dan peremajaan rumput untuk maksimal butuh waktu enam bulan.
"Disitu saya dibuat makin pusing. Namun akhirnya, saya memilih untuk mengambil sampel rumput kemudian bawa langsung ke ahli di Jakarta. Mereka kemudian mengatakan rumput saya ini masuk kategori. Lalu dibongkarlah rumput kemudian lapangan diratakan," bebernya.
Puncak kecemasan Taufan Pawe adalah saat pembukaan kompetisi tingggal 15 hari. Sementara dirinya baru menanam kembali rumput yang telah diratakan tanahnya.
"Ini puncaknya, saya datang ke penjual pupuk khusus untuk rumput jenis seperti itu. Mereka menyampaikan ada dua jenis pupuk, ada kualitas biasa saja, ada juga memang kualitas sangat baik. Maka saya ambil kualitas yang sangat baik dan alhamdulillah rumputnya tumbuh kembali dan PT LIB menyatakan sudah memenuhi standar," tutup dia.