Warga angkut jenazah pakai dompeng (foto: dok Istimewa) |
TIMURKOTA.COM, BONE-
Belum lama ini seorang netizen di Kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan mengabadikan foto sebuah mobil ambulans warna silver terparkir di salah satu pusat perbelanjaan eks Pasar Sentral Watampone.
"Jangan heran kalau musim Begini banyak ambulance di pasar, banyak pasien Orang hilang ingatan pergi belanja." Tulis Ady Rego dalam unggahan di akun facebook miliknya.
Ia kemudian meminta kepada pemerintah untuk mangkaji ulang terkait dengan penggunaan ambulans desa. Menurutnya, ada beberapa mobil ambulans sepenuhnya dikuasai oknum kepala desa seakan milik pribadinya.
"Sekarang Sudah tidak Punya Atribut (Stiker, Sirine Bahkan Fasilitas emergency di dalam Mobil). Bahkan di jadikan Kendaraan Operasional Pemdes." Tulis dia lagi melanjutkan.
Unggahan akun bernama Ady Rego itu langsung diserbu warganet di Kabupaten Bone. Mereka mendukung kritikan terkait penggunaan mobil layanan sosial dan ambulans sesuai dengan peruntukannya.
Belum hilang diingatan para netizen terkait dengan mobil ambulans yang parkir di pusat perbelanjaan. Kini, muncul kasus baru. Warga Desa Lebonge, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone mengangkut jenazah menggunakan kendaraan tradisional dompeng.
Sementara di satu sisi, desa tersebut telah memiliki ambulans. Namun warga tak dibiarkan menggunakan untuk mengangkut jenazah. Mereka hanya dibolehkan untuk sekadar mengantar warga yang sakit dan ingin melahirkan.
"Mengocek Dana Desa untuk membeli Mobil Ambulance Desa. Namun masyarakat desa tetap menggunakan Dompeng alias mobil Rakitan mengantar mayat." Tulis Rustam Tam dalam keterangan foto yang diunggah diakun facebooknya dikutip media ini, Kamis (20/05/21)
Dalam keterangannya kepada media. Kepala Desa Lebonge, Rustam mengatakan, jenazah yang diangkut menggunakan mobil dompeng sudah menjadi hal biasa di wilayahnya.
”Kalau mobil layanan desa, itu hanya untuk melayani orang sakit dan melahirkan. Untuk jenazah biasanya pakai ambulans kecamatan,” terang dia.
***