Sakka (foto: Istimewa)
TIMURKOTA.COM, BONE-
Sejumlah netizen mempertanyakan keseriusan polisi dalam melakukan pengejaran terhadap Awaluddin Alias Sakka (23) pelaku pembunuhan secara sadis terhadap istrinya sendiri, S di Lingkungan Talumae, Kota Watampone, Kabupaten Bone belum lama ini.
"Kalau liar tempak saja. Menghilangkan nyawa secara sadis terus kabur begitu harusnya memang dihilangkan saja," tulis Ira***.
Netizen lain menulis hal yang sama. Menurutnya polisi harus bertindak tegas.
"Kami dukung pak polisi tembak saja kalau didapat," timpal, Ay***.
Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samsong mengatakan masih dalam pengejaran.
"Masih dalam proses. Menunggu perkembangan, tetap dalam pengejaran sampai dapat," katanya menegaskan.
Terhitung tanggal 20 November hingga 16 Desember 2020, Awaluddin Alias Sakka (23) belum juga tertangkap. Pelaku pembunuhan sadis terhadap istrinya sendiri, S (14) dengan 20 kali lebih tikaman itu mampu menghindari kejaran polisi.
Menanggapi hal itu Aktivis Mahasiswa, Taswiwin S.Sos mengatakan, kasus pembunuhan ini menguji integritas dan kemampuan polisi dalam mengungkap kasus.
"Ini sudah hampir sebulan pelaku belum tertangkap. Polisi inikan dilengkapi teknologi dalam melakukan pengejaran. Kita tidak mau ada persepsi bahwa kemampuan polisi kita di Bone kalah dengan daerah lain. Di daerah lain kadang tak cukul 1×24 jam kasus terungkap dan pelaku ditangkap," katanya.
Mahasiswa Pasca Sarjana Stia Prima Bone ini mengatakan, selain soal integritas. Dirinya juga mengatakan, dengan berkeliarannya Sakka. Pihak keluarga korban tak tenang dan berpotensi terjadi gesekan.
"Kita tidak mau ada hal-hal terjadi. Makanya paling penting sekarang tangkap pelaku lalu proses seadil-adilnya," katanya lagi.
Pihak keluarga, S yang tewas setelah ditikam suaminya sendiri, Sakka mengaku tak tenang jika pelaku masih berkeliaran.
"Harapan saya mudah2an sipelaku cepat ditemukan dan kami mohon kerjasmanya semua. Biar bisa melacak keberadaan si pelakudan mendapatkan." Kata, Firda.
Pihak keluarga juga berherap ada tindakan tegas ketika pelaku tertangkap.
"Hukuman yang setimpal, kami sbagai pihak keluarga korban belum tenang apabila Sakka pelaku blum d temukan, sekali lgi kmi mhon kerjasmany smua," katanya lagi.
Awaluddin Alias Sakka (23) hingga memasuki 19 hari pelarian masih belum tertangkap juga. Residivis kasus pembunuhan yang menikam istrinya berinisial S (14) hingga tewas itu masih dalam pengejaran polisi.
Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson mengatakan, anggotanya masih terus melakukan pengejaran terhadap pelaku.
"Masih tetap dalam pengejaran anggota terus lidik di lapangan," katanya.
Diberitakan Sebelumnya, Hingga 15 hari pasca menghabisi istrinya berinisial S (14). Awaluddin Alias Sakka (23) belum juga tertangkap. Terhitung mulai Jumat (20/11/20) Sakka dinyatakan buron dan sampai saat ini masih berkeliaran.
Pihak kepolisian mengaku tidak tak tinggal diam. Mereka masih terus memburu Sakka yang kini jadi orang paling dicari pihak penegak hukum di Bone.
"Masih sementara dalam pengejaran," kata, Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson.
Memasuki pekan ke dua pasca melarikan diri usai melakukan tindak pembunuhan secara sadis terhadap istrinya sendiri berinisial, S (14). Kini sejumlah pihak mendesak agar polisi menelusuri dugaan orang yang bantu pelarian, Awaluddin Alias Sakka (23).
"Mestinya ditelusuri orang yang bantu kabur. Tidak masuk akal sampai belasan hari tidak terungkap kalau pelaku hanya melarikan diri tanpa membawa motor," kata Aktivis Pemuda, Taswiwin.
Menurutnya, dengan berkeliarannya pelaku. Menjadi tamparan bagi penegak hukum.
"Ini pekerjaan rumah, kalau sampai pelaku tidak tertangkap. Potensi kejadian sama bisa saja terulang," katanya lagi.
Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson kepada wartawan mengatakan, pihaknya belum menemukan adanya indikasi orang membantu pelarian Sakka.
"Belum ada indikasi ke arah sana," bebernya beberapa waktu lalu.
Diberitakan sebelumnya, Tim gabungan yang diterjunkan Kepolisian Sektor Tanete Riattang melakukan pengejaran terhadap Awaluddin Alias Sakka (23) mulai menemukan titik terang.
Polisi terus mendeteksi dan melakukan pengejaran terhadap pelaku pembuhan sadis terhadap istrinya sendiri, S (14).
"Kami terus melakukan pengejaran," kata Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson.
Mengenai deteksi pelarian terhadap, Sakka dirinya mengatakan terus mengupayakan untuk tak kehilangan jejak.
"Siap insyallah," katanya lagi.
Hingga saat ini Awaluddin Alias Sakka (23) masih dalam pelarian usai menghabisi istrinya sendiri berinisial, S (14).
"Ini namanya diperdaya, pelaku mestinya sudah ditangkap. Kalau polisi ada kendala baiknya minta bantuan sama Polda Sulsel," kata aktivis pemuda, Taswiwin.
Pihak Keluarga Korban Kecewa
Keluarga korban pembunuhan sadis, S (14) meminta pihak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan terkait keterlibatan bapak kandung Awaluddin Alias Sakka (23).
Keluarga korban yang diwakili, Supry paman, S mengatakan keterangan pihak orang tua pelaku terkesan ada disembunyikan.
"Salah satunya, Jafar (bapak kandung Sakka) mengatakan bahwa dia melihat anaknya berhenti menikam korban usai memastikan korban sudah meninggal dunia. Kemudian, kenapa korban tidak ditolong setidaknya bawa ke rumah sakit. Atau hubungi kami selaku keluarga perempuan," katanya menjelaskan.
Hal lain yang menimbulkan kecurigaan adalah, pihak keluarga Sakka membiarkan mayat korban tergeletak di TKP padahal kejadiannya pukul 03.00 Wita.
"Sementara yang menemukan adalah orang lain itupun pagi. Jangan-jangan memang mereka sengaja tidak menyampaikan supaya pelaku bisa kabur terlebih dahulu. Dan hal paling kami sesalkan adalah kenapa tidak ada menyampaikan ke kami. Pihak keluarga perempuan baru tahu kejadian ini setelah dihubungi orang lain itupun Pukul 06.00 Wita disaat mayat sudah diambil polisi,"katanya lagi sambil tertunduk.
Kecurigaan ketiga pihak keluarga korban yakni tidak adanya darah ditemukan di lokasi kejadian. Baik, di teras rumah, tangga dan tempat korban ditemukan tergeletak tak ada darah berceceran.
"Ini juga, tidak masuk akal ketika orang ditikam lebih 20 tusukan kemudian tak ada darah keluar. Nah saya menyaksikan sendiri tidak ada darah di sana," ungkapnya.
Selaku korban, Supry meminta penegak hukum untuk memproses kasus ini seadil-adilnya. Termasuk menelusuri keterlibatan orang lain, baik pada saat korban dieksekusi maupun membantu pelarian Sakka.
"Kami percaya kepolisian, olehnya itu melalui media kami berharap agar permintaan kami selaku korban dapat tersampaikan dan menjadi pertimbangan polisi," harap dia mengakhiri pembicaraan.
Menanggapi desakan keluarga korban, pihak kepolisian memastikan akan memproses kasus tersebut seadil-adilnya serta transparan.
"Kita tentu proses sesuai hukum yang berlaku. Mengenai adanya permintaan pihak keluarga, itu juga kita jadikan catatan. Namun alasan tidak menelepon saat kejadian, itu bisa saja tidak dilakukan karena panik," beber, Kanit Reskrim Polsek Tanete Riattang, Iptu Samson.
Mengenai, bapak kandung Sakka. Iptu Samson mengatakan telah melakukan pemeriksaan. Terkait kesaksian dia pada kasus ini.
"Menurutnya sempat melerai namun kalah kuat dengan si pelaku (Sakka)," bebernya lagi.
Informasi Pelarian Terbaru Sakka
Sudah tujuh hari, Awaluddin Alias Sakka (23) pelaku pembunuhan sadis terhadap istrinya, S (14) buron.
Adanya jeda tiga jam sebelum korban ditemukan menjadi salah satu kendala polisi dalam melakukan pengejaran.
Kanit Reskrim Polres Bone, Ipda Samson kepada wartawan mengatakan, semua Buru Sergap (Buser) diterjunkan untuk melakukan pengejaran.
"Semua kekuatan diturunkan, begitu juga bantuan dari Resmob Polres Bone," katanya.
Sebelumnya, Awaluddin Alias Sakka (23) sempat menyampaikan kepada pihak keluarga istri bahwa dirinya telah bertaubat dari segala hal negatif termasuk konsumsi minuman keras.
"Setelah berumah tangga, Fatir (nama lain Sakka) mengaku tidak konsumsi miras lagi dan lebih banyak habiskan waktu bersama istri. Makanya kami tidak habis pikir kenapa tiba-tiba dia tega melakukan aksi keji seperti ini," kata, Puang Ruma, nenek dari, S korban pembunuhan yang tak lain istri Sakka.
Tak pernah terlintas sekalipun dipikiran keluarga S (14) korban pembunuhan oleh suaminya sendiri, Sakka bahwa akan terjadi hal-hal tidak diinginkan pada malam itu.
Pasalnya, sebelum meninggalkan rumah mertua pada Kamis (19/11/20) pukul 22.00 Wita, Sakka tidak pernah menunjukkan gerak-gerik mencurigakan. Dia malah sibuk membantu mertua dengan mengangkat beberapa kayu karena pada saat itu rumahnya tengah direnovasi.
"Tidak ada masalah pak, malah waktu mau pergi keduanya senyum dan bilang 'Jokkana Pale Ambo' (kami pergi ayah). Kalau ada bilang sempat bertengkar atau berdebat sebelum pergi itu tidak benar sama sekali," kata nenek korban Puang Ruma.
Puang Ruma mengaku baru mengetahui kejadian yang menimpa cucunya ketika mendapat kabar dari tetanggga Sakka.
"Saya sebetulnya kecewa karena informasinya malah kami dapat dari orang lain bukan pihak keluarga laki-laki. Terus, kejadianya jam 03.00 Wita, kenapa baru pagi ketahuan. Kenapa cucu saya tidak dibawa ke rumah sakit, kenapa dibiarkan begitu saja?." Ujarnya lagi.
Sakka (23) adalah pelaku penikaman yang menewaskan Irwandi (26) asal Pallengoreng, Kelurahan Biru, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (24/01/17).
Sehari setelah itu, Sakka ditangkap tepatnya, Rabu (25/01/17) oleh tim Reskrim Polsek Tanete Riattang dipimpin, Aiptu Tahir.
Singkat cerita, Sakka pun dipenjara hingga dinyatakan bebas awal 2020. Kini Sakka kembali berkasus dia diduga kuat menikam istrinya hingga tewas.
Tak tanggung-tanggung, S (14) ditikam dengan 27 kali tusukan.
Awaluddin Alias Sakka dalam Pengejaran Polisi
Hingga kini, Sakka (23) asal Talumae, Kelurahan Bukaka, Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan masih dalam pengejaran polisi setelah diduga kuat menikam istrinya sendiri berinisial S hingga tewas.
Kepolisian Sektor Tanete Riattang yang bekerjasama tim Sat Reskrim Polres Bone mengimbau agar pelaku segera menyerahkan diri.
Jika tidak, maka bisa saja dilakukan tindakan tegas, apalagi Sakka diketahui sudah pernah terlibat kasus sama yakni menikam seorang pemuda di kawasan Lapangan Merdeka Bone.
"Pelaku masih dalam pengejaran kita, imbau segera menyerahkan diri," kata Kapolsek Tanete Riattang, Kompol Bahsar melalui Kanit Reskrim, Iptu Samson.
Motif peristiwa berdarah pada Jumat (20/11/20) hingga saat ini belum terungkap. Korban S awalnya ditemukan warga dalam keadaan tergeletak di pematangan sawah.
***