Iklan

Kasus Pembunuhan di Atas Mobil, Pesan Orang Tua Korban ke Pelaku: 'Jagai Anrimu Taniakitu Tau Laing'

tim redaksi timurkotacom
Selasa, April 14, 2020 | 2:21 PM WIB Last Updated 2020-04-14T12:24:53Z

Orang tua yang mendorong anaknya untuk merantau ke kota demi melanjutkan pendidikan kerap dirundung ke khawatiran apalagi anaknya perempuan. 

Polisi melakukan olah TKP kasus pembunuhan di atas mobil di Gowa, Sulawesi Selatan, Jumat (22/3/19)

Irwandi, Melaporkan dari Kota Makassar 

Namun orang tua Sitti Zulaeha Djafar sedikit legah pasalnya dia mengetahui anaknya punya sahabat sejak kecil yang menjaga ketika ada hal-hal yang berpotensi mengganggu keselamatannya. 

Sahabat sejak kecil yang dimaksud yakni, Dr Wahyudi Jayadi MPd keduanya berasal dari kampung sama di Bekeru, Kabupaten Sinjai. 

Orang tua Sitti Zulaeha menggantungkan harapan besar kepada Wahyudi untuk menjaga anaknya pasalnya selain sudah lama kenal, orang tua juga menganggap Wahyudi bisa dipercaya karena dianggap seperti anak sendiri. 

Menurut pengakuan, Dr Wahyudi Jayadi dirinya pernah mendapat pesan khusus dari kedua orang tua, Sitti Zulaeha agar saling menjaga karena sama-sama perantau dan jauh dari orang tua. 

"Hubungan emosional bukan asmara, namun orang tua pernah menitipkan pesan dalam bahasa Bugis 'Jagai Anrimu nak,  Taniakitu Tau Laing' (Jaga adikmu nak, kamu bukan orang lain)," kata seorang polisi menirukan perkataan, Dr Wahyudi di depan polisi saat menjalani pemeriksaan. 

Setelah masing-masing menikah,  hubungan Sitti Zulaeha dan Wahyudi tak ada yang berubah bahkan hubungan mereka makin bahagia dengan kehadiran pasangan masing-masing. 

Demi menjaga silaturahmi, keduanya pun membangun rumah berdekatan. Hanya dipisahkan jalan, di kompleks perumahan Sabrina Regency. 

Jalan bersama hingga makan bersama sudah dianggap hal biasa. Karena pasangan masing-masing menganggap mereka sudah seperti saudara. 

Begitupun orang di internal kampus UNM mereka tak pernah menaruh curiga keduanya menjalin hubungan asmara meski dekat karena mengaku masih ada hubungan keluarga. 

Begitupun ketika keduanya diduga janjian ketemu, menurut info yang dihimpun, Dr Wahyudi menitipkan mobilnya di kompleks pertokoan Permata Sari, Jalan Sultan Alauddin, depan kampus UIN Alauddin, Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar.

Setelah menitipkan mobil, keduanya menggunakan mobil merek Terios milik Sitti Zulaeha. Dr Wahyudi yang menyetir sementara, Sitti Zulaeha duduk tepat di samping sopir sama persis ketika mayatnya ditemukan warga. 

Mereka meninggalkan tempat menitipkan mobil sekira pukul 17.00 Wita sore pada Kamis 21 Maret 2019.  Istri Wahyudi juga sempat menunggu karena sang suami tak kunjung datang hingga pukul 22.00 Wita malam. 

Padahal biasanya, Wahyudi setiap sore sudah pulang ke rumah ketika aktivitas di kampus selesai. Wahyudi baru terlihat di rumah pada pukul 05.00 Wita.

Pada pukul 08.00 Wita seorang warga bernama, Rusdi warga Pekang Labbu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menemukan mobil misterius terparkir di lokasi. Setelah dicek ternyata ada sesosok wanita tak bernyawa di dalam mobil dengan leher terikat sabuk pengaman. 

Sebelum terungkap identitas korban, Andi M Syukri suami Sitti Zulaeha sempat menelpon ke Wahyudi menanyakan keberadaan Sitti yang sudah satu hari hilang kontak dan keberadaannya tidak di ketahui.

Setelah identitas mayat yang ditemukan terungkap dan mengarah pada Sitti Zulaeha. Polisi langsung bergerak cepat dengan melakukan penyelidikan termasuk memeriksa beberapa saksi. 

Meski sudah mengetahui polisi tengah mencari fakta soal dugaan pembunuhan, Wahyudi tetap tenang dan ikut berbaur dengan pelayat. 

Hanya berselang beberapa jam kemudian, polisi langsung mencokok Dr Wahyudi Jayadi MPd lantaran diduga menjadi pelaku tunggal dalam kasus pembunuhan terhadap korban, Sitti Zulaeha. 

Orang tua korban pun kaget bukan kepalang, ternyata pria yang dia titipi anak untuk dijaga malah menghabisi anaknya. 

Selanjutnya, Wahyudi dibawa ke Mapolres Gowa guna proses penyidikan. Di hadapan polisi dia mengaku tega menghabisi nyawa korban hanya karena persoalan ikut campur dengan urusan keluarga dan kerja pelaku. 

Sungguh alasan tidak logis, nyawa dihilangkan hanya karena persoalan ikut campur urusan kerjaan sementara di satu sisi keduanya memang satu tempat kerja. 

Ada yang menduga, keduanya memiliki hubungan spesial alias asmara. Namun itu belum bisa dijadikan patokan sebelum ada hasil penyelidikan dari polisi. 

Kini Junior yang selalu dijaga telah tiada dan senior pun harus mendekam di balik jeruji besi. 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kasus Pembunuhan di Atas Mobil, Pesan Orang Tua Korban ke Pelaku: 'Jagai Anrimu Taniakitu Tau Laing'

Jangan lupa ikuti kami di


Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Trending Now

Konten Berbayar berikut dibuat dan disajikan advertiser. Wartawan timurkota.com tidak terlibat dalam aktivitas jurnalisme artikel ini.

Iklan

.entry-content { line-height: 1.4em; }